Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Minggu, 15 Januari 2012

Case Study for WebQuest

"Case Study"

  • If in a class there are 30 students, then there is a student who has the lowest score in mathematics     in his class. As his friend what should you do?
  • Your friend have depression, he's withdrawal because he was a drug user who has an addictionHowever on the other side of the friend he have goals as a professional athleteas a best friend what would you do?
  • There was a geniusbeautiful and rich student in your class, but she did not have good relation or socialize with her ​​friends.She treats his friend with the arbitrary and selfishSo what should you do to address her?

Sabtu, 14 Januari 2012

JURNAL-REMAJA


JOURNAL WRITING









SAMPOERNA SCHOOL OF EDUCATION
 ( STKIP KEBANGKITAN NASIONAL )
By:
AWALIA YUSI RAMADHANTI
ENGLISH EDUCATION
( 2011120049 )

Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya saya dapat menyelasaikan tugas pertama “Educational Psychology” yaitu Journal Writing tentang Adolescence. Dan tidak lupa pula saya ucapkan banyak terimakasih kepada dosen “Educational Psychology” section C yaitu Ibu Rosa yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan tentang mata kuliah tersebut.
Penulisan Journal Writing ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan setengah semester pertama di Sampoerna School Of Education (STKIP Kebangkitan Nasional) ini.
Dalam penulisan Journal Writing ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Namun saya berharap semoga apa yang saya tulis pada Journal Writing ini dapat membuat saya berhasil ( mendapatkan nilai yang memuasakan ) seperti apa yang saya inginkan.


Pengenalan
Nama saya Awalia Yusi Ramadhanti, biasa dipanggil Lia. Saya lahir di Kota Surabaya pada tanggal 10 Maret 1993. Saya terlahir dari keluarga sederhana. Ibu saya Elmi Ningsih bekerja di PT. HM. Sampoerna, Tbk Surabaya. Dan ayah saya Sampurno Yusuf sudah meninggal lebih kurang dua tahun lalu dikarenakan sakit ginjal, jantung dan paru- paru.  Saya juga mempunyai seorang adik laki- laki yang bernama Mochammad Arifin Siregar yang saat ini berusia 15 tahun.
Secara fisik, dilihat secara kasat mata saya tumbuh normal seperti anak- anak lainnya,namun ketika saya berusia 2 tahun baru diketahui bahwa jantung saya bocor mungkin dikarenakan adanya faktor keturunan dari ayah. Padahal sama sekali tidak terlihat/ adanya indikasi mempunyai penyakit tersebut. Dan ketika itu pula orang tua saya langsung panik, mereka rajin untuk datang ke RS. Dr. Soetomo untuk mengetahui perkembangan kesehatan saya. Puji syukur kepada Tuhan seiring berjalannya waktu keadaan saya semakin membaik.
Semenjak saya berusia enam tahun ketika mulai memasuki Sekolah Dasar ( SD ) saya tinggal dengan nenek di Gresik, Jawa Timur, berpisah dengan orang tua di Surabaya. Ini sungguh hal yang sulit bagi saya. Namun meskipun jauh, orang tua saya selalu mendukung dan memberikan motivasi bagi saya untuk selalu berprestasi. Intensitas pertemuan kami mungkin jarang yaitu satu sampai dua minggu sekali tetapi saya tahu meskipun kami jauh sebenarnya mereka sangat sayang  kepada saya karena kami berpisah demi kebaikan, untuk memperjuangakan hidup yaitu bekerja membanting tulang demi menyambung hidup.
Saya bersekolah di SDN Karang Turi I Gresik. Sekolah Dasar yang mungkin standartnya dibawah rata- rata dikarenakan segala fasilitas dan semua yang bersangkutan masih kurang atau bisa dikatakan belum optimal. Namun saya mempunyai keinginan, meskipun saya lulusan dari SD yang standartnya kurang tapi saya dapat masuk ke dalam SMP Negeri Kota karena selain faktor biaya, sumber daya dan segalanya dapat lebih baik daripada apa yang saya dapatkan di SD dan yang paling utama adalah membanggakan keluarga. Ketika saat penambilan rapor kelulusan saya sangat merasa iri, para teman di antar dan ditunggu oleh orang tua mereka. Dalam hati saya bertanya kenapa saya berbeda, kenapa orang tua saya tidak seperti orang tua mereka, kenapa harus nenek yang mengambilkan rapor saya? Tetapi saya selalu berusaha dan yakin untuk menunjukkan kemampuan secara maksimal agar orang tua saya tahu bahwa tanpa di dampingi oleh mereka anaknya dapat berprestasi, serta agar orang tua saya tidak khawatir dan mereka dapat bekerja lebih giat lagi.
    Mulai test dan segala kegiatan seleksi “Penerimaan Siswa Baru SMP Negeri” semuanya saya lakukan sendiri. Saya mulai belajar untuk mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Menunggu pengumuman hati menjadi galau, saya berhasil atau tidak dalam seleksi? Itu adalah pertanyaan yang selalu muncul dalam benak saya dan tidak lupa pula doa selalu terpanjatkan kepada Tuhan. Dan akhirnya saya berhasil masuk ke SMP Negeri 4 Gresik. Betapa bangga dan senangnya keluarga terutama orang tua mendengar hal ini.
    Inilah mulai proses transisi saya perkembangan dari fase anak- anak menuju ke fase dewasa. Disini proses perkembangan terlihat, terjadi banyak perkembangan dimulai dari fisik, emosi, sosial dan moral.
Remaja
Pada dasarnya pengertian Remaja adalah masa transisi/ perubahan dari tingkat anak kecil menuju ke tingkat  dewasa (Santrock, 2008, 16). Perubahan dan perkembangan mulai dari fisik, psikis/emosi, sosial, perilaku/ moral. Namun suatu perkembangan tidak hanya ditandai dari bertambahnya usia. Semua bergantung pada cara sudut pandang kita, dari mana cara pandang mana kita melihat hal tersebut.
Hurlock (1973) memberikan batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Dan menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Sedangkan menurut Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan tradisional.
Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.    Remaja awal        : antara 11 hingga 13 tahun
b.    Remaja pertengahan    : antara 14 hingga 16 tahun
c.    Remaja akhir        : antara 17 hingga 19 tahun.
Nah, pada saat saya di SMP atau pada fase remaja awal inilah mulai terjadi banyak perubahan.
Dari segi fisik saya mengalami perubahan :
-    Tumbuh bulu halus.
-    Membesarnnya pinggul dan payudara.
-    Terjadi menstruasi.
-    Semakin bertambahnya tinggi dan berat badan.
Dari segi emosi saya mengalami perubahan :
-    Emosi labil ( mudah marah ).
-    Suasana hati mudah berubah ( moody ).
-    Cara berpikir lebih kritis.
-    Mulai berani menentang orang tua.
Dari segi sosial saya mengalami perubahan :
-    Tertarik dengan lawan jenis.
-    Mempunyai rasa percaya diri untuk bergaul (mempunyai banyak teman).
-    Mengikuti tren berbusana remaja.
-    Lebih senang berkumpul dengan teman sebaya dibandingkan dengan keluarga.
Dari segi moral saya mengalami perubahan :
-    Menunjukkan jati diri.
-    Karakter (sikap dan ucapan/budi pekerti) mulai terlihat.
-    Dapat membedakan dan mengetahui mana hal yang baik dan buruk.
Namun yang terjadi tidak hanya proses perkembangan. Didalam proses tersebut pun banyak sekali terjadi masalah- masalah. Seperti statemen dari Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall bahwa Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu pada awal abad ke-20 bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Saat remaja saya bermasalah dengan diri saya, keluarga, lingkungan dan juga teman sebaya.
Di perkembangan remaja (pubertas) saya mempunyai masalah fisik yaitu saya merasa  tidak puas akan body image (tubuh yang saya miliki), seakan- akan saya merasa tubuh saya paling gendut, paling jelek, pokoknya saya hanya berpandangan negatif terhadap diri saya. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998).
Ketika di SMP mungkin masalah saya lebih banyak masalah sosial dengan teman sebaya. Lebih cenderung kepada konflik- konflik kecil, berbeda pendapat dengan kelompok (geng). Saya bergabung kedalam geng karena adanya keinginan untuk menunjukkan diri saya dan keinginan sebagai salah satu anak  populer yang bisa dikenal oleh orang dan teman- teman lain.
Dengan berjalannya waktu saya lulus (tamat) dari SMP saya pindah dari Gresik ke Surabaya. Betapa senangnya hati bisa berkumpul dengan kedua orang tua. Dan akhirnya saya masuk ke salah satu sekolah swasta di Surabaya dikarenakan saya gagal masuk ke SMA negeri. Berbagai faktor penyebanya seperti adanya potongan nilai karena dari luar kota dan persyaratan- persyaratan sebagainya yang cukup menyulitkan bagi saya.
Usia memasuki 15 tahun, jelasnya pikiran saya semakin dewasa, jauh bisa lebih menghargai dan memikirkan perasaan orang lain, lebih berpandangan luas dan mencari pemecahan terhadap masalah- masalah yang saya hadapi.
Namun ada salah satu masalah berat yang saya alami saat remaja ini adalah ketika saya SMK kelas XI. Saya kehilangan seorang figur ayah, itu adalah saat- saat saya down. Semuanya berubah drastis. Padahal itu adalah keadaan dimana saya sangat membutuhkan seseorang yang dapat memimpin dan memberikan motivasi semangat untuk terus maju. Yang tidak kalah menyedihkan lagi, disaat saya masih berduka karena kehilangan ayah tercinta Pak de yang seharusnya memberikan semangat untuk bangkit dan semangat melanjutkan hidup justru malah menyuruh saya, ibu, dan adik untuk pergi dan menjual rumah peninggalan ayah. Disini waktunya Mental dan Emosi saya mengalami sebuah tekanan yang sangat berat. Tapi saya tidak pernah menyimpan dendam kepada dia. Karena saya berkeyakinan bahwa apa yang kita tanam itulah yang kita tuai. Jadi apabila kita selalu berbuat baik maka pembalasan yang kita dapatkan juga baik dan sebaliknya.
Sedangkan untuk masalah moral, menurut pendapat saya  yang paling penting dan mendasar yang harus ditanamkan pada semua remaja saat ini adalah pengertian tentang agama dan itu dimulai dari lingkungan  terkecil (keluarga) yang harus menanamkannya. Karena di masa sekarang banyak sekali anggapan/ penilaian (stereotype) buruk tentang remaja, padahal tidak semua anggapan/ penilaian buruk tersebut benar.
Serta era krisis moral yang banyak mempengaruhi kehidupan sehari-  hari yang dialami para remaja salah satunya adalah saya. Moral pada dasarnya memiliki banyak arti,sesuai dengan sudut pandang yang berbeda- beda. Dalam kamus psikologi (Chaplin,2006) disebutkan bahwa moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan social, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
Dengan terjadinya segala perubahan dan perkembangan pada diri saya,saya sadar  untuk akan selalu mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini usia saya hampir 19 tahun, Saya merasa ini adalah masa saya untuk menemukan jati diri. Kesempatan dan peluang dimana inilah awal untuk perjuangan menuntul ilmu di STKIP KEBANGKITAN NASIONAL dengan sungguh- sungguh. Serta mewujudkan segala cita- cita, impian, harapan, dan membuat mimpi- mimpi mulia saya menjadi nyata. Amiiin.


Source ( Refrensi )
Internet
-    Episentrum, Psikologi (Psychological Assessment, Counseling)
- http://episentrum.com/artikel-psikologi/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/#more-190
-http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:86DbVNF9N8sJ:sofia-psy.staff.ugm.ac.id/files/remaja_dan_permasalahannya.doc+teori+perkembangan+fisik+remaja&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg4WJHNsNhUfvkgs1iG1L7O3qO7rteOtKp6ev3VOaLbQIovr26T82PUYa7aPAefcGOaVOgLoocFfuIKBE_r_mLl18YvKV8sM_4LfxubQkDWXQNI2yNqmX2yWaHeGUdciEMyO_bo&sig=AHIEtbTP33VDk-6wAX9KCI2YoKyvxNb02Q


Buku
-    Modul Educational Psychology (Santrock, 2008,16 )
-    Ibung,Dian. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo



   

Kamis, 12 Januari 2012

Pentingnya Pembentukan Karakter Di Sekolah

Pembentukan karakter adalah sebuah proses yang dapat mempengaruhi pengembangan diri  seseorang. Beberapa pembentukan karakter tersebut adalah perilaku, penguasaan emosi, sikap mental, pola pikir, cara pandang, hubungan/interaksi dengan sosial, keterampilan dan karakter- karakter lainnya yang memang sangat dibutuhkan sebagai manusia agar dapat berhasil. Pembentukan karakter adalah sebuah proses yang sangat penting dalam fase/ tahap perkembangan manusia. Agar pembangunan karakter berjalan dengan optimal dan baik adalah pembangunan karakter yang dimulai sejak usia dini. Obin Taryana dan Daddy Rinaldi guru dari SD Bina Talenta mengatakan bahwa “karakter terbentuk dari proses meniru yaitu melalui proses melihat, mendengar dan mengikuti, maka karakter, sesungguhnya dapat diajarkan secara sengaja. Oleh karena itu seorang anak bisa memiliki karakter yang baik atau juga karakter buruk tergantung sumber yang ia pelajari atau sumber yang mengajarinya”. Banyak faktor yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan karakter seseorang . Salah satu tempat yang dapat meningkatkan dan membentuk karakter yang baik adalah di sekolah. Meningkatkan pembentukan karakter di sekolah sangat penting karena beberapa alasan.
            Alasan pertama adalah karena peran guru di sekolah yang dapat memberikan sebuah rangsangan dan dorongan sehingga mereka akan selalu tertarik dan memiliki rasa penasaran dalam belajar. Di sekolah guru akan selalu memberikan motivasi bagi murid- muridnya untuk selalu memiliki semangat dalam meraih prestasi. Kita beranggapan jika seseorang mempunyai karakter yang baik maka dia akan menjadi seseorang yang berhasil dalam kehidupannya. Serta peran guru adalah sebagai teladan yang memang sering dicontoh oleh para murid. Yang menjadi bahan pertimbangan adalah bagaimana cara guru dalam mengajar atau model pembelajaran seperti apa yang mereka terapkan sehingga murid tidak hanya menyukai pelajaran apa yang guru ajarkan namun  dapat membentuk karakter yang baik pada murid. Tingkat persaingan di sekolah yang mempunyai standart tertentu sehingga karakter positif murid dapat terbentuk yaitu ingin dan berusaha untuk meraih bahkan melampaui standart tersebut yang dapat memicu perkembangan keterampilan dan bakat murid. Namun yang harus ditekankan dalam berkompetisi adalah harus adanya kejujuran, sportif, disiplin dan tertib agar karakter yang terbentuk karakter positif. Peran guru dalam pembentukan karakter di sekolah memberikan pengaruh besar yang berkaitan dengan kehidupan murid karena tidak hanya mengajarkan murid untuk berprestasi dibidang akademik namun juga dibidang non akademik. Serta dapat terbentuknya karakter positif seperti mengatur emosi dan belajar bagaimana tata krama yang baik untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar (sosial). Karena pada dasarnya karakter juga meliputi perasaan dan emosi.
            Alasan kedua adalah pembentukan karakter di sekolah lebih terprogram karena adanya inovasi cara/metode pola asuh dalam membentuk karakter yang berkualitas. Seperti adanya diskusi, ceramah, praktek, simulasi, dan evaluasi. Dengan adanya program sekolah yang disediakan tersebut maka akan menjadikan perilaku, penguasaan emosi, sikap mental, pola pikir, cara pandang, hubungan/interaksi dengan sosial, keterampilan menjadi mandiri karena murid akan belajar secara individu maupun dalam kerja tim. Fasilitas- fasilitas yang disediakan oleh sekolah juga mendukung dalam pengembangkan bakat dan keterampilan murid. Contohnya disediakannya kegiatan ekstra kurikuler menari, futsal, basket, paduan suara, pramuka,band dan lain sebagainya. Menurut Howard Gardner “seseorang memiliki peluang yang sangat besar untuk berhasil dalam hidupnya, bila tiga dari tujuh talentanya dapat berkembang dengan baik”. Dan adanya pelajaran bimbingan konseling yang memang sengaja disediakan karena pelajaran tersebut akan memberikan manfaat besar yang dapat membimbing perilaku murid karena fakta yang terjadi adalah sekolah dapat membantu melakukan perbaikan terhadap kegagalan keluarga dalam mengembangkan karakter murid. Pembentukan karakter di sekolah tidak hanya ditekankan kepada kognitif saja namun psikomotorik dan afektif juga dilihat sebagai penyusun karakter yang sanagt penting. Maka dari itu pembentukan karakter di sekolah akan dapat membentuk suatu karakter yang baik. Namun peran orang tua juga dibutuhkan sebagai pembimbing dan pengawas ketika di rumah agar proses pembentukan karakter dapat berjalan baik. Yang terpenting adalam membentuk karakter seseorang.
            Alasan ketiga adalah sikap yang terbentuk sangat berkaitan dengan kehidupan keseharian. Pembentukan karakter disekolah akan di implementasikan atau dipraktikkan langsung di rumah atau lingkungan sosial. Maka dari itu kualitas sekolah dalam pembentukan karakter akan menentukan seperti apa karakter yang akan dibentuk. Ilmu dari proses melihat dan mendengar akan diikuti dan ditiru murid yang telah diberikan oleh guru dan fasilitas yang disediakan oleh sekolah.
            Kesimpulannya adalah pembentukan karakter di sekolah sangat penting karena pembentukan karakter tersebut adalah perilaku, penguasaan emosi, sikap mental, pola pikir, cara pandang, hubungan/interaksi dengan sosial, keterampilan dan karakter- karakter lainnya yang memang sangat dibutuhkan sebagai manusia agar dapat berhasil. Serta adanya peran guru dan berbagai fasilitas yang mendukung dan membantu pembentukan karakter dengan baik dan optimal. Apalagi inovasi/cara dan metode dalam membentuk suatu karakter akan meningkatkan keterampilan. Sekolah juga mengkaitkan ilmu yang dipelajari terhadap lingkungan sosial sehingga ilmu yang telah didapat dipraktikan dan diimplementasikan.
           

Rabu, 30 November 2011

Website belajar Photoshop mudah

http://www.ilmugrafis.com

Dusta

Ketika kepercayaan terkhianati
Maka runtuh semua rasa yang ada...
Berlalu dengan langkah demi langkah
Mencoba untuk pergi
Meninggalkan semua perih
Kalbu terasa tersayat
Luka mengangah
Tetesan air mata ini tak mampu berhenti
Teriakan tak bersuara
Oh cinta yang ada kini hanya trauma
Mnutup mata, hati dan diri tuk sementara

Untuk dirimu

Untuk dirimu seseorang disana,
Ingat dan selalu kenanglah diriku...
Walau jiwa ini tlah jauh
Yang harus kau tahu bahwa raga ini selalu ingin bersamamu
Terimakasih untuk segala senyum yang telah kau beri
Terimakasih untuk segala luka yang telah kau beri

About me

Foto saya
Seseorang yang ingin menyumbangsihkan dan memberikan kontribusi kepada pendidikan di Indonesia.

Follow me please :D